"Kisah Si A"
Banyak orang
bilang ini perbuatan bodoh, konyol atau tidak ada otaknya !!!! seorang sarjana
lulusan Universitas Negri ternama di Surabaya harus kembali ke sebuah Yayasan
Sosial yang pernah ia tempati semasa SMA dulu. Memang sih awalnya yayasan ini
lah yang menjadi lembaga paling berjasa dalam hidupnya, sebut saja seorang anak
lulusan SMP di sebuah desa yang jauh dari peradaban dan sudah tidak melanjutkan
sekolah hingga dua tahun setelah lulus SMP karena memang tidak ada biaya,
bahkan untuk membayangkannya saja tidak pernah terbersit di kepalanya, bisa
melanjutkan sekolah dan bisa menamatkan kuliah S1 nya dengan nilai yang lumayan
lah, bisa di bilang cukup memuaskan untuk ukuran akan desa seperti dia. Tetapi apalah
yang menjadi sita-citanya ketika dia lulus sarjana, dia ingin membahagiakan
kedua orang tuanya yang telah sangat berjasa hingga bisa membuat ia menghirup
udara yang sangat mahal harganya di bumi ini. Tetapi apa yang di minta oleh
pihak yayasan itu merupakan sebuah pemaksaan kehendak yang sangat tidak bisa di
nalar oleh otak maupun perasaan.
Dia dengan
ke tiga teman sebaya dan seperjuangannya, mendapat kesempatan untuk bisa
melanjutkan kuliah dengan jalur mencari beasiswa-beasiswa, tetapi karena
sekolah mereka yang swasta mereka tidak memiliki akses untuk bisa mendapatkan
info dari berbagai beasiswa yang disediakan oleh Perguruan Tinggi Negri. Tetapi
tak apalah, ketiga temannya ke terima di Malang, yang dua di Negri dan yang
satu di swasta dengan persaingan yang sangat ketat dalam sebuah Ujian SNMPTN
yang di ikuti oleh semua warga indonesia yang ingin masuk PTN. Merupakan
kebanggaan juga sih, karena dia merupakan anak kedua lulusan SMA Swata tersebut
yang bisa masuk ke PTN dengan cara SNMPTN.
Kembali lagi
ke persoalan yayasan, dengan berbagai kenangan pahit dan berbagai kekecewaan
pengelola yayasan tersebut membuat sebuah perjanjian di atas materai yang
disaksikan oleh seluruh penghuni yayasan tersebut bahwa si A, si ALF, si J, si
KH, akan di kuliahkan dengan biaya full dari yayasan dengan syarat akan
mengabdikan dirinya pada yayasan selama 2x masa pendidikan nya dan selama 1
setengah masa pengabdian tidak di perbolehkan menikah (jika lulus sarjana 4 tahun maka mengabdi selama
8 tahun dan lima tahun pertama tidak boleh menikah). Dengan tidak berpikir
panjang ke empat anak ini langsung tanda tangan saja, karena pengabdian yang di
maksudkan pada waktu itu, tidak sesempit yang di artikan setelah si A ini lulus
khususnya, karena memang dia yang harus lulus dulu karena S1 3,5 tahun.
Gejolak dalam
diri nya semakin kuat, sehingga menimbulkan konspirasi hati yang luar biasa dan
mengakibatkan stabilisasi ekonomi bagi lulusan fresh graduate ini. Dengan janji
janji palsu si A ini di bujuk untuk kembali ke yayasan dengan dalih akan di
kuliahkan ke jenjang yang lebih tinggi yaitu s2. Gejolak yang sangat kuat
terjadi ketika tidak ada perhatian serius dari pihak yayasan untuk benar benar
memikirkan karier studi si A ini. Dia kembali kepada masa masa sebelum kuliah
dulu, yang harus melakuakan kegiatan-kegiatan yang seharusnya tidak di lakukan
oleh seorang sarjana lulusan universitas ternama. Waktu terus berjalan hingga 3
bulan dan respon dari yayasan tetap sama, iya akan kami usahakan (usahakan
apaan ini.....masa tiap hari harus ke sawah, bisa bersaing dan ber kompetisi
untuk bisa masuk ke level pendidikan yang lebih tinggi). Hari demi hari di
lalui anak ini, banyak hari di lalui dengan menangis di waktu malam (bukan
waktu sholat tahajjud, tapi karena memang nangi meratapi masibnya). Di pihak lain
orang tuanya selalu menanyakan “le piye kabare ? sido sekolah maneh opo kerjo ?”
si A setiap di tanya orang tuanya seperti itu pasti air mata meleleh dari air
matanya memikirkan bagaimana kesusahan dan perasaan orang tuanya yang memiliki
anak lulusan S1 tapi belom kerja dan melakukan kegiatan yang sudah bisa
dilakukan oleh orang yang gak usah sekolah. Di sisi lain, “hati anak ini seakan
hancur karena ada permasalahan dengan hubungan percintaanya”. Bisa di katakan
masa-masa ini lah yang paling sulit bagi anak ini untuk bisa terus mengikuti
kemauan dari yayasan dan tidak menyakiti hati orang tuanya dan juga hati dari gadis
idamannya.
Hari ber
ganti hari, minggu berganti minggu, banyak teman teman menanyakan “eh kamu udah
kerja dimana ?” dia hanya bisa menangis dan menangis meratapi nasibnya yang tak
kunjung menemui kejelasan. Masa masa sulit itu di hadapi dengan pasrah, belum
ada sedikitpun keikhlasan pada dirinya dalam menjalani kehidupannya, setiap
hari pasti mengeluh dan mengeluh serta mengeluh. Ingin sekali ia segera keluar
dari yayasan itu dan mencari kehidupan yang lebih dimanis dan lebih progresif,
kareka kehidupan di yayasan seperti kehidupan yang statis dan tidak berkembang
sama sekalai. Tetapi tidak bisa saya pungkiri pula bahwa di yayasan ini
merupakan yayasan yang bisa membentuk kharakter seorang anak menjadi kharakter
dan berkepribadian kokoh dan suka bekerja keras tpi tidak melalaikan
intelektual serta religiusitasnya.
Selama 6
bulan Si A menjalani kehidupannya dengan pasrah dan berserah diri kepada Alloh.
Bulan ramadhan 1433 menjadi hal yang paling sulit ketika ia harus berperang
melawan nafsu, melawan gejolak hati, melawan ketidak pastian, melawan bisikan
syaitan, melawan semuanya. Seakan semua yang ada di sampingnya menjadi musuh
buat dia yang harus di lawan dengan sebuah pembuktian yang membanggakan.
Pesimistis si
A pun sangat ber alasan ketika di tanya apakah ia akan melanjutkan kuliah lagi
atau kemana ? dengan lantang dan keras ia menjawab saya ingin bekerja saja pak.
Saya ingin menikmati dunia kerja yang katanya sangat rimba itu, dan saya juga
ingin membahagiakan ke dua orang tua saya. Dengan logika yang saya juga masih sampai
sekarang saya sukar menafsirkan kata kata ini, kepala yayasan bilang “mas A ini
jika sekarang kerja ibarat, akan mendapatkan hari raya ied’ fitri, tetapi kalau
mas A ini mau puasa syawal yang hanya 6 hari maka mas A ini akan mendapatkan
sesuatu yang sangat luar biasa” kata kata ini sangat sulit untuk di cerna oleh
orang normal. Tetapi akhirnya sampai pada kesepakatan bahwa si A ikut mendaftar
seleksi S2 di Universitas ternama juga di jawa tengah. Pesimis yang luar biasa
menggelayuti si A, karena memang dia tidak mendapatkan pembelajaran B.Inggris
yang profesional dan mana mungkin bisa bersaing untuk bisa memperebutkan kursi
di universitas tsb. Dengan rendah hati dan legowo si A ini mengikuti saja apa
yang dikatakan dan di dhawuhkan oleh ketua yayasan itu, tujuan si A ikut
seleksi adalah hanya untuk membahagiakan si kepala yayasan ini. Berangkatlah si
anak ini, dalam perjalanan timbul ketekatad yang kuat untuk bisa membuktikan
kepada kepala yayasan itu, kepada orang tuanya, kepada pujaan hatinya dan
kepada orang tua pujaan hatinya bahwa dia bisa !!!!!!!
Akhir cerita
si A bisa membuktikan bahwa ia bisa kuliah s2, bahkan dengan beasiswa. !!!!
Di balik
cerita di atas sebenarnya ada cuplikan cuplikan keajaiban yang di alami anak
ini.
1. Si anak ini
memiliki keyakinan yang kuat bahwa tidak ada orang tua yang ingin menjerumuskan
anaknya untuk mengalami kesusahan, pasti semua orang tua menginginkan yang
terbaik bagi anaknya. Dia tidak lupa selalu meminta doa pada orang tuanya agar
selalu di doakan yang terbaik. Ridho orang tua adalah ridho alloh.
2. Di balik
kegalauan, konspirasi hati, stabilisasi ekonomi yang di alami anak ini, anak
ini tidak henti-hentinya setiap malam melakukan shalat tahajjud (curhat kepada
Allah) dan setiap pagi si anak ini juga melakukan shalat dhuha. Selain itu anak
ini sewaktu kuliah juga rajin melakukan puasa dawud. Sholat selalu berusaha
untuk berjamaah.
3. Si anak ini
memiliki prinsip, dia tidak mau membuat orang lain sakit hati dan kalau bisa
membuat orang lain menjadi bahagia. Dia berusaha membahagiakan temen temennya
dan selalu berusaha membuat orang lain mendoakan yang terbaik untuk dirinya.
(doa orang banyakakan lebih afdhol dari pada doa sendirian).
4. Walaupun di
tengah kedongkolah hatinya, si anak ini mencoba untuk terus ikhlas menjalani
berbagai cobaan tersebut dan selalu belajar dan selalu mencoba mengambil hikmah
dari semua kejadian yang dialaminya.
5. Mengapa si
anak ini mau kembali ke yayasan itulah mungkin yang menjadi salah satu
pendorong keajaiban itu, ia mau berkorban dengan kesenangannnya untuk
kesenangan orang lain, ia tidak mau melihat orang yang berjasa pada dirinya
menjadi sakit hati dan kecewa, walapun pilihannya seperti memakan buah
simalakama, antara dirinya yang sakit hati atau kepala yayasan yang sakit hati.
6. Pelajaran
berharga dari kisah ini adalah bahwa Alloh tidak akan memberikan “keajaiban”
yang tanpa sebab.
*To be
continued
Komentar