“ The Special One ”


Ketika Matahari menampakkan diri di pagi hari, dan terus menerpakan sinarnya ke setiap sudut alam hingga puncaknya pada tengah hari. Menjelang senja, ia pun mulai bersiap-siap meninggalkan singgasananya untuk bertukar peran dengan rembulan yang akan bercahaya menerangi malam hingga fajar. Bulan tak sendiri, ia ditemani oleh bintang-bintang yang berkelipan, belum lagi lintasan-lintasan benda langit lainnya yang menjadikan alam atas teramat mengagumkan. Begitu seterusnya, tak pernah matahari menguasai sepanjang hari, bulan dan bintangpun demikian. Karena sesungguhnya, tak satupun mereka berhak memiliki hari sepenuhnya.

Salah satu keindahan yang Allah ciptakan untuk dapat dinikmati manusia adalah bertebarannya bunga-bunga cantik nan menyejukkan dengan aroma dan warna-warni yang tak membosankan. Apabila musim semi tiba, perlahan kelopak-kelopak bunga merekah seraya menyemai kecerahan hari. Kuning yang menghangatkan, kesejukkan yang ditawarkan dari warna putih, merah yang menyala-nyala membangkitkan gairah hidup, semua warna, semua aromanya mewarnai hidup menambah semerbak alam tempat berpijak.

Tidak hanya bunga-bunga yang demikian yang memang diperuntukkan untuk manusia (juga kumbang sang penikmat bunga tentunya), namun ada banyak bunga yang juga hadir menyemangati hidup, mengiringi langkah ini dan menjadikan hari-hari yang kita lewati begitu indah dan menyenangkan. Dari sekian melati yang bertebaran di bumi ini, ada satu yang terindah yang telah kita petik untuk ditanam di taman hati. Dipupuk dengan segenap cinta tanpa akhir, disirami oleh kasih sayang yang takkan habis dan dipelihara dengan segala bentuk pengorbanan yang tak kenal lelah, maka ia pun senantiasa menjadi bunga yang menyenangkan hanya dengan memandangnya, membasuh peluh, menghapus lelah ketika disentuh dan menyegarkan seluruh rongga dada ketika mengecupnya sehingga tercipta kedamaian dan ketenangan.

Sebenarnya ketika aku membangun ukhuwah dengan mu aku ingin dirimu menjadi Bunga yang terindah dalam hatiku dan akan ku pelihara hingga kau menjadi milikku.

“Tetapi” Alloh berkehendak lain,,,, -.-

“Apakah manusia dibiarkan untuk mendapatkan semua yang dia inginkan? Jika demikian, lantas apa yang ia sisakan dari kenikmatan surga?”

Jika kita memiliki sebuah keinginan, lantas kita sudah mengerahkan seluruh usaha untuk mencapainya, namun ternyata Allah tak juga memperkenankan kita meraih impian tersebut, apakah lantas kita berhak untuk ‘mencaci’ Allah? Apakah itu kemudian membuat kita sah menyalahkan takdir?

Pertanyaan itu selalu membayangi diriku...... L Khususnya di pagi hari ini di Kamar ku yang berantakan.... L sambil merenung tentang arti cinta, hingga aku temukan definifi cinta itu ; Cinta adalah memberi, dengan segala daya dan keterbatasannya seorang pecinta akan memberikan apapun yang sekiranya bakal membuat yang dicintainya senang. Bukan balasan cinta yang diharapkan bagi seorang pecinta sejati, meski itu menjadi sesuatu yang melegakannya. Bagi pecinta sejati, senyum dan kebahagiaan yang dicintainya itulah yang menjadi tujuannya”. Dan Cinta adalah berkorban, bagai lilin yang setia menerangi dengan setitik nyalanya meski tubuhnya habis terbakar. Hingga titik terakhirnya, ia pun masih berusaha menerangi manusia dari kegelapan”. Bagai sang Mentari, meski terkadang dikeluhkan karena sengatannya, namun senantiasa mengunjungi alam dan segenap makhluk dengan sinarannya. Seperti Bandung Bondowoso yang tak tanggung-tanggung membangunkan seluruh jin dari tidurnya dan menegakkan seribu candi untuk Lorojonggrang seorang. Sakuriang tak kalah dahsyatnya, diukirnya tanah menjadi sebuah telaga dengan perahu yang megah dalam semalam demi Dayang Sumbi terkasih yang ternyata ibu sendiri. Tajmahal yang indah di India, di setiap jengkal marmer bangunannya terpahat nama kekasih buah hati sang raja juga terbangun karena cinta. Bisa jadi, semua kisah besar dunia, berawal dari cinta.

Hari ini adalah hari yang paling tidak ku inginkan selama hidupku, hari ini merupakan hari yang pernah melintas di kepalaku tetapi perasaan itu hilang karena sikap mu padaku. Tapi entah bagaimana ceritanya hari ini menjadi kenyataan, dan aku masih belum percaya sebenere,,,,, ?? tapi memang hari ini terjadi dan sudah terjadi dan tak dapat ku ulangi. Dalam hati kecilku sebenarnya menginginkan hari ini itu Cuma mimpi dan ketika aku terbangun dari mimpi itu, semuanya tidak terjadi dan aku bisa menghela nafas dan berkata “ini hanya mimpi”........  -.-

Sesuai dengan komitmen saya di awal, aku akan merasa bahagia ketika melihat orang yang special buat kita juga merasa bahagia. Tetapi ternyata dalam implementasi nya tidak sesuai, bahkan saya merasa ketika “The Special One” itu bahagia aku merasa tidak bahagia. Entah knapa ????? Apakah itu termasuk orang yang merugi atau munafik ???? (Ya Rabb ,,, hindarkan dari perasaan itu). Padahal apa sih susahnya merasa bahagia ketika melihatnya bahagia ????? (Hati kecil bicara : “susah banget Brow”)

Hati kecilku berbicara (“Apa salahnya menangis, jika memang dengan menangis itu manusia menjadi sadar. Sadar akan kelemahan-kelemahan dirinya, saat tiada lagi yang sanggup menolongnya dari keterpurukan selain Allah Swt”.....). Sebagian orang menganggap menangis itu adalah hal yang hina, ia merupakan tanda lemahnya seseorang. Bangsa Yahudi selalu mengecam cengeng ketika anaknya menangis dan dikatakan tidak akan mampu melawan musuh-musuhnya. Para orang tua di Jepang akan memarahi anaknya jika mereka menangis karena dianggap tidak tegar menghadapi hidup. Menangis adalah hal yang hanya dilakukan oleh mereka yang tidak mempunyai prinsip hidup.

Bagi seorang muslim yang mukmin, menangis merupakan buah kelembutan hati dan pertanda kepekaan jiwanya terhadap berbagai peristiwa yang menimpa dirinya maupun umatnya. Rasulullah Saw meneteskan air matanya ketika ditinggal mati oleh anaknya, Ibrahim. Abu Bakar Ashshiddiq ra digelari oleh anaknya Aisyah ra sebagai Rojulun Bakiy (Orang yang selalu menangis).

Tapi aku malu sama diriku sendiri apakah itu patut untuk di tangisi ?????

Sebenere aku ingin datang dan menyaksikan dirimu mengucapkan ikrar sumpah sehidup dan semati untuk saling melengkapi di hadapan pak penghulu, tapi entah knapa ya,,,, kakiku berat untuk melangkah kesana.... ??? G tau knapa aku jadi bimbang untuk brangkat, padahal aku sudah berkomitmen lho,,,, untuk brangkat kerumahmu..... L

Mungkin karena aku UTS ya..... dan harus meresume 5 buku untuk UTS Proposal Skripsi ??? apakah itu alasannya ?? aku juga g tau,,,, (Hanya aku dan Alloh yang tau)..... mungkin juga karena banyak urusan harus rapat MDMC (Muhammadiyah Disaster and Management Centre) dan juga Follow Up DAD (Darul Arqom Dasar) Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Universitas Airlangga yang sangat saya Banggakan ??? lalu apakah itu alasannya aku g datang ???

Tapi semua itu ternyata hanya alasan dan alasan yang keluar dari mulutku, untuk menenangkan hatiku dan tidak mau melihatmu dengannya.....

“Tetapi” .....

Yang saya yakini sekarang adalah cinta, akan membawa sesuatu menjadi lebih baik, membawa kita untuk berbuat lebih sempurna. Mengajarkan pada kita betapa, besar kekuatan yang dihasilkannya. Cinta membuat dunia yang penat dan bising ini terasa indah, paling tidak bisa kita nikmati dengan cinta. Cinta mengajarkan pada kita, bagaimana caranya harus berlaku jujur dan berkorban, berjuang dan menerima, memberi dan mempertahankan.

Tentang Cinta itu sendiri, Rasulullah dalam sabdanya menegaskan bahwa tidak beriman seseorang sebelum Allah dan Rasul-Nya lebih dicintai daripada selain keduanya. Al Ghazali berkata: "Cinta adalah inti keberagamaan. Ia adalah awal dan juga akhir dari perjalanan kita. Kalaupun ada maqam yang harus dilewati seorang sufi sebelum cinta, maqam itu hanyalah pengantar ke arah cinta dan bila ada maqam-maqam sesudah cinta, maqam itu hanyalah akibat dari cinta saja."

“Dan”.......

Sebanyak apapun bunga yang kita miliki, jangan juga melupakan bunga-bunga yang telah melahirkan dan membesarkan kita menjadi bunga saat ini. Mungkin bunga-bunga itu sudah mulai layu, atau tangkainya sudah terkulai lemah. Jangan biarkan mereka semakin layu, sirami dengan air cinta meski yang kita miliki tak sebanding dengan air cinta yang pernah mereka curahkan. Jadilah kaki penyangga tangkainya agar kita tetap bisa melihatnya berdiri, segar dan melangkah berdampingan hingga Sang pencipta segala bunga menentukan kehendaknya.

Namun ada satu bunga, yang bersemayam paling dalam di lubuk hati ini, yang tak boleh kita biarkan tak tersirami oleh air yang tercipta dari rangkaian indah nama-nama Sang Pencipta segala bunga, dari berdiri, duduk dan sujud yang kita tegakkan, dari senandung-senandung yang menyuarakan ayat-ayat-Nya dan dari rasa berserahdiri akan segala kehendak dan ketentuan-Nya. Ialah bunga kehidupan utama yang tanpanya takkan berarti, takkan terasa indah, takkan menyejukkan aroma bunga lainnya, seindah dan seharum apapun bunga-bunga yang lain itu. Hingga jika bunga utama itu kuat, ia pun akan menguatkan diri ini sehingga teramat tegar menepis duri-duri kemaksiatan yang menyakitkan, atau unggas-unggas kejahatan agar menjauh dari taman hati ini. Dengan keindahan dan kedamaian yang kita tawarkan selaku bunga, kita dapat memperbanyak bunga-bunga baru untuk hadir dan bersama-sama saling menjadi bunga kehidupan di taman hati masing-masing.

Akhir  Cerita 20-April-2011, 10.00:38 W.I.B

teruntuk orang yang pernah membuatku sangat bahagia dan orang yang pernah membuat aku menagis, dan pernah sangat ku banggakan dan pernah sangat ku benci, hingga akhirnya aku menemukan apa itu arti, Bahagia, Sedih, Cinta, Bangga dan Benci.

Komentar

Postingan Populer